MAKALAH
KELOMPOK
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN KREATIFITAS
Dosen Pengampu:Dr.Ida Umami.,M.pd.Kons
Disusun oleh:
NAMA NPM
Agung Setiawan 10211754
Davit Luagra 10211685
Dwi Setya Budi 10211690
Ikhsan Adi Putra 10211700
Irfani Setiono 10211703
Jumali Hadinata 10211706
Richi Yakub 10211718
Rian Setiawan 10211716
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah–Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kelompok
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Dalam
penulisan makalah ini, kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :
- Dr.Ida Umami.,M.pd.Kons selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
- Kepada teman-teman banyak luangan waktu se-prodi, khususnya Pendidikan Ekonomi C yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Akhirnya
penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin
Kami
sebagai penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi pembahasan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna
perbaikan penyusunan makalah berikutnya. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih.
Metro, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUN........................................................................................ 1
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan......................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Pengertian
Kreatifitas...............................................................................2
B. Pengertian Kreatifitas Menurut
Torrance..................................................3
C.
Pendekatan Terhadap Kreatifitas................................................................ 4
D. Tahap-Tahap Kreatifitas.............................................................................. 5
E.
Karakteristik
Kreatifitas.............................................................................. 6
F.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kreatifitas........................................... 9
G.
Masalah yang
Sering Timbul Terhadap Anak yang Kreatif....................... 12
H. Usaha Yang Digunakan Untuk Membantu Perkembangan Kreatifitas..... 14
BAB III
PENUTUP............................................................................................. 16
A.
Kesimpulan............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PERKEMBANGAN KREATIVITAS
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan
kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena
kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar
kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak
(Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut
fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left
hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri
mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak
belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent
thinking).Berkenaan dengan teori belahan beserta fungsinya ini (Clark, 1983:
24) mengemukakan sejumlah fungsi otak sesuai dengan belahannya itu sebagaimana
tertera pada table berikut ini.
1.1.2
TUJUAN
Makalah
ini dirancang untuk mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan oleh sebab
itu dalam penyajiannya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
bebagai konsep proses perkembangan kreatifitas anak dan penerapan pendidikan
disekolah,rumah mupun lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk meningkatkan pemahaman
berbagai prosess pembelajaran dan mengembangkan kreatifitas serta pembeljaran
pendidkan,dalam makalah ini akan dibahas tentang”Perkembangan kreatifitas”
A.PENGERTIAN KREATIVITAS SECARA UMUM
Kreativitas
diartikan secara berbeda-beda
oleh para pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Barron (1982: 253)
mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru. Guilford (1970: 236) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada
kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif. Guilford mengemukakan dua
cara berpikir, yaitu cara berpikir konvergen dan divergen. Cara berpikir
konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan pandangan
bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara berpikir divergen
adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap
suatu persoalan.
Rogers (Utami
Munandar, 1992: 51) mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya
hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari
sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain,
pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Demikian juga Drevdahl (Hurlock, 1978:
325) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi
dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud kreativitas imajenatif atau sintesis
yang mingkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari
pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi
sekarang.Berdasarkan berbagai definisi kreativitas itu, Rodhes (Torrance, 1981)
mengelompokkan definisi-definisa kreativitas ke dalam empat kategori, yaitu
product, person, procces, dan Zpress.
Utami
Munandar (1992
: 47)
mendefinisikan kreativitas sebagai berikut. “Kreativitas adalah kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta
kemampuan untuk mengolaborasi suatu gagasan.” Utami Munandar (1992: 51)
menekankan bahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil
interaksi dengan lingkungannya.
Product
menekankan kreativitas dari hasil karya kreatif, baik yang sama sekali baru
maupun kombinasi karya-karya lama yang menghasilkan sesuatu yang baru. Person
memandang kreativitas dari segi ciri-ciri individu yang menandai kepribadian
orang kreatif atau yang berhubungan dengan kreativitas. Procces menekankan
bagaimana proses kreatif itu berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai dengan
berwujudnya perilaku kreatif. Adapun press menekankan pada pentingnya
faktor-faktor yang mendukung timbulnya kreativitas pada individu.
Jadi, yang
dimaksud dengan kreativitas adalah cirri-ciri khas yang dimiliki oleh individu
yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru
atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu
karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk
menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara-cara
berpikir divergen.
B. PENGERTIAN
KREATIVITAS MENURUT TORRANCE
Seorang ahli
yang sangat menekankan pentingnya dukungan faktor lingkungan bagi berkembangnya
kreativitas adalah Torrance (1981: 47). Ia mengatakan bahwa agar potensi
kreatif individu dapat diwujudkan, diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong dari
luar yang didasari oleh potensi dalam diri individu itu sendiri. Menurut
Torrance (1981: 48), kreativitas itu bukan semata-mata merupakan bakat kreatif
atau kemampuan kreatif yang dibawa sejak lahir, melainkan merupakan hasil dari
hubungan interaktif dan dialektis antara potensi kreatif individu dengan proses
belajar dan pengalaman dari lingkungannya.
Torrence
(1981: 47) medefinisikan kreativitas itu sebagai proses kemampuan
memahamikesenjanga-kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam
hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan mengomunikasikan
hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji
hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk dapat melakukan semua itu
diperlukan adanya dorongan dari lingkungan yang didasari oleh potensi kreatif
yang telah ada dalam dirinya. Dengan demikian, terjadi saling menunjang antara
faktor lingkungan dengan potensi kreatif yang telah dimiliki sehingga dapat
mempercepat berkembangnya kreativitas pada individu yang bersangkutan.
C. PENDEKATAN TERHADAP KREATIVITAS
Pendekatan
dalam studi kreativitas dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan
psikologis dan pendekatan sosiologis (Torrance, 1981; Dedi Supriadi, 1989).
Pendekatan psikologis lebih melihat kreativitas dari segi kekuatan yang ada
dalam diri individu sebagai faktor-faktor yang menentukan kreativitas. Salah
satu pendekatan psikologis yang digunakan untuk menjelaskan kreativitas adalah
pendekatan holistik.
Clark (1988)
menggunakan pendekatan holistic untuk menjelaskan konsep kreativitas dengan
berdasarkan pada fungsi-fungsi berpikir, merasa, mengindra, dan intuisi. Clark
menganggap bahwa kreativitas itu mencakup sintesis dari fungsi-fungsi thinking,
feeling, sensing, dan intuiting.
Thinking
merupakan berpikir rasional dan dapat diukur serta dikembangkan melalui
latihan-latihan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Feeling menunjuk pada
suatu tingkat kesadaran yang melibatkan segi emosional. Sensing menunjuk pada
suatu keadaan ketika dengan bakat yang ada diciptakan suatu produk baru yang
dapat dilihat atau didengar oleh orang lain. Intuiting menuntut adanya suatu
tingkat kesadaran yang tinggi yang dihasilkan dengan cara membayangkan,
berfantasi, dan melakukan terobosan ke daerah prasadr dan tak sadar.
Pendekatan
sosiologis berasumsi bahwa kreativitas individu merupakan hasil dari proses
interaksi sosial, di mana individu dengan segala potensi dan disposisi
kepribadiannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat individu itu berada,
yang meliputi ekonomi, politik, kebudayaan, dan peranan keluarga.
Upaya
mempelajari kreativitas dengan menggunakan pendekatan sosiologis, pertama-tama
dilakukan oleh Kroeber pada tahun 1914 yang kemudian dilaporkan dalam sebuah
karyanya yang berjudul Configuration of Culture (Dedi Supriadi, 1989: 84).
Dalam menganalisisnya, Kroeber menggunakan tiga konfigurasi, yaitu waktu,
ruang, dan derajat prestasi suatu peradaban. Berdasarkan analisis yang
dilakukan, Kroeber mengambil suatu kesimpulan bahwa munculnya orang-orang
kreatif tinggi dalam sejarah merupakan refleksi dari pola perkembangan
nilai-nilai sosial.
Penelitian
yang dilakukan oleh Gray pada tahun 1958, 1961, dan 1966, kembali menekankan
dominannya peranan sosial dalam perkembangan kreativitas (Dedi Supriadi, 1989:
85). Dengan focus perkembangan kebudayaan Barat, Gray menemukan bahwa
faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, dan peranan keluarga yang kondusif menentukan
dinamika dan irama perkembangan kreativitas. Penelitian Naroll dan kawan-kawan
(1971) yang dilakukan di India, Cina, Jepang, dan Negara-negara Islam
menunjukkan bahwa ada periode-periode tertentu dalam setiap perkembangan
kebudayaan yang dapat mendorong berkembangnya kreativitas secara maksimal
sehingga dapat muncul orang-orang kreatif. Sebaliknya, ada juga periode-periode
tertentu yang justru mengekang berkembangnya kreativitas.
Arieti (1976) mengemukakan beberapa faktor
sosiologis yang kondusif bagi perkembangan kreativitas, yaitu
1. Tersedianya sarana-sarana kebudayaan,
2. Keterbukaan terhadap keragaman cara berpikir,
3. Adanya keleluasaan bagi berbagai media kebudayaan,
4. Adanya toleransi terhadap pandangan-pandangan yang divergen, dan
5. Adanya penghargaan yang memadai terhadap orang-orang yang berprestasi. D.TAHAP-TAHAP KREATIVITAS
1. Tersedianya sarana-sarana kebudayaan,
2. Keterbukaan terhadap keragaman cara berpikir,
3. Adanya keleluasaan bagi berbagai media kebudayaan,
4. Adanya toleransi terhadap pandangan-pandangan yang divergen, dan
5. Adanya penghargaan yang memadai terhadap orang-orang yang berprestasi. D.TAHAP-TAHAP KREATIVITAS
Wallas
(Solso, 1991) mengemukakan empat tahapan proses kreatif, yaitu persiapan,
inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
1.Persiapan (Preparation)
Pada tahap
ini, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat
ditempuh untuk memecahkan masalah itu. Namun pada tahap ini belum ada arah yang
tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternatif pemecahan
masalah.
2.Inkubas i(Incubation)
Pada tahap
ini individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara waktu dari masalah
yang dihadapinya,dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan”
menghadapinya” dalam alam prasadar.
3.Iluminasi (Illumination)
Pada tahap
ini individu sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru serta
proses-proses psikologis ysng mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau
gagasan baru.
4.Verifikasi (Verivication)
Pada tahap
ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta
menghadapkannya kepada realitas. Pemikiran divergen harus diikuti dengan
pemikiran konvergen. Pemikiran dan sikap spontan harus diikuti oleh pemikiran
selektif dan sengaja. Penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik.
Filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. Keberanian harus diikuti oleh
sikap hati-hati. Imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas.
E. KARAKTERISTIK
KREATIVITAS
Piers (Adam, 1976) mengemukakan
bahwa karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut.
1.Memilki keterlibtan yang tinggi
2. Memilki dorongan yang tinggi
3.Cenderung tidak puas terhadap kemampuan yg dimilkinya
4.Penuh tanngung jawab
5. Memiliki mrasa ingin tau yg tinngi
6. Memiliki ketekunan yg besar trhdap suatu hal
7. Memiliki kemandirian sosial yg tinggi
8. Tepat dalam mengambil keputusan
9. Bersikap sabar dan berjiwa sosial
10. Penuh percaya diri
11. Suka humor
12. Mmemilki intuisi yg besar
13. Toleran yang kuat
14. bersifat inovatif
15.Tidak bimbang dan penuh kepastin dalam segala hal
16.Tenggang rasa dan berjiwa inspiratif
17.Berfikir kritis
Utami Munandar (1992)
mengemukakan ciri-ciri kreativitas, antara lain sebagai berikut.
1. Suka mencari pengalan dan pengetahuan yang baru.
2. Memiliki ketenangan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
sulit.
3. Memiliki inisiatif dalam segala hal
4. Memiliki ketekunan dan keuletan yang tinggi.
5. Cenderung dalam berfikir kritis
6. Berani menyatakan pendapat
dan keyakinannya.
7. Memilki rasa ingin tau yg tinggi
8. Peka atau perasa.
9.Ulet dan enerjik
10. Menyukai tugas-tugas yang
majemuk dan menantang
11. Percaya kepada diri sendiri.
12. Mempunyai rasa humor.
13. Mempunyai rasa keindahan.
14. Berwawasan masa depan dan
penuh imajinasi.
Clark(1988) mengemukakan
karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut.
1. Mempunyai kedisiplinan diri yang tinggi.
2.Cenderung sering menentang otoritas
3.Memiliki kemandirian yang tinggi
4. Mempunyai rasa ingin tau yang tinggi.
5. Mampu berhumor
6. Mmempunyai kemampuan menyesuaikan diri
7. Suka berimajinasi
8. Toleran terhadap suatu hal
9. Kurang toleran terhadap
hal-hal yang membosankan.
10. Memiliki kemampuan berfikir divergen yang tinggi
11. Memiliki kemampuan yang kompleks.
12. Memiliki memori dan atensi
yang baik.
13. Mampu berfikir periodik
14. Mampu dan memilki kemampuan yang luas dan tinggi.
15.Mmampu menyesuaikan situasi yang mendukung.
16. Sensitif terhadap lingkungan didalam lingkungan sekitar
17. Memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi.
18. Lebih bebeas dalam mengembangkan integrasi peran
seks
19. Memilki sikap estetika yang tinggi
Sedangkan Torrance (1981)
mengemukakan karakteristik kreativitas sebagai berikut.
1.Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
2.Tidah mudah bosan
3. Percaya diri dan mandiri.
4. Merasa tertantang oleh
kemajukan atau kompleksitas.
5. Berani mengambil risiko.
6.Tidak mudah menyerah
7.Berfikir divergen
F. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KREATIVITAS
Kreativitas
tidak dapat berkembang secara otomatis, tetapi membutuhkan rangsangan dari
lingkungan.Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi
perkembangan kreativitas.
Utami Munandar (1988)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas adalah.
1. Tersedianya fasilitas
2. Usia
3. Tingkat pendidikan orang tua
4. Mampu menggunakan waktu luang
Clark (1983) mengategorikan
faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas dalam dua kelompok, yaitu faktor yang
mendukung dan faktor yang menghambat. Faktor-faktor yang dapat mendukung
perkembangan kreativitas adalah sebagai berikut.
1. Situasi yang menghadirkan
ketidaklengkapan serta keterbukaan.
2. Situasi yang mendorong kemndirian dan tanggung jawab
3. Situasi yang dapat mendorong
dalam rangka menghasilkan sesuatu.
4. situasi memungkunkan untuk mngajukan pertanyaan
5. situasi yang menekankan
inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan,
mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan, dan
mengomunikasikan.
6. Kedwibahasaan yang
memungkinkan untuk pengembangan potensi kreativitas secara lebih luas karena
akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam
menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda
dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya.
7. Perhatian dari orang tua terhadap minat
anaknya,stimulasi dari lingkungan sekolahnya dan motifasi dri
8. Posisi kelahiran
Sedangkan faktor-faktor yang
menghambat berkembangnya kreatifitas adalah sebagai berikut.
1. Kurang berani dalam melakukan
esplorasi,menggunakan imajinasi,dan peneyelidikan
2. Konformitas terhadap
teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial.
3. Adanya kebutuhan terhadap suatu
keberhsilan,ketidak beranian dalam menanggung resiko
4. Direfensiasi berkerja dan bermain
5. Adanya keinginan untuk mencari sesuatu yg belum
diketahui
6. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan
7. Bersikap otoriter
8.Terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
Miller dan Gerard (Adams dan
Gullota,1979) mengemukakan adanya pengaruh keluarga pada perkembangan
kreativitas anak dan remaja sebagai berikut.
1. Orang
tua memepunyai berbagai macam minat pada kegiatan didalam dan diluar rumah
2. Orang
tua yg memiliki dan mampu menciptakan rasa aman,nyaman dan tantram
3. Orang tua memberikan kepercayaan dan
menghargai kemampuan anaknya.
4.Orang
tua mendorong anak melakukan ssuatu dngan sebaik-baik,a
5.Orang
tua memberikan kebebasan pada anaknya.
Torrance
(1981) juga menekankan pentingnya dukungan dan dorongan dari lingkungan agar
individu dapat berkembang kreativitasnya. Menurutnya salah satu lingkungan yang
pertama dan utama yang dapat mendukung atau menghambat berkembangnya
kreativitas adalah lingkungan keluarga, terutama interaksi dalam keluarga
tersebut.
Torrance(1981) mengemukakan lima
bentuk interaksi orang tua dengan anak atau remaja yang dapat mendorong
berkembangnya kreativitas yaitu,
1. Menghormati gagasan-gagasan imajinatif
2. Menghormati pertanyaan-pertanyaan yang kurang sesuai.
3. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar atas prakarsanya
1. Menghormati gagasan-gagasan imajinatif
2. Menghormati pertanyaan-pertanyaan yang kurang sesuai.
3. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar atas prakarsanya
4.Memberikan
dan menunjukan penghargaan kepada anak dan remaja
5. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar dan melakukan kegiatan-kegiatan tanpa suasana penilaian.
5. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar dan melakukan kegiatan-kegiatan tanpa suasana penilaian.
Torrance (1981) juga mengemukakan beberapa
interaksi antara orang tua dan anak (remaja) yang dapat menghambat
berkembangnya kreativitas, yaitu
1. Terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi anak;
2. Membatasi rasa ingin tahu anak;
3. Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan jenis kelamin (sexual roles);
4. Terlalu banyak melarang anak;
5. Terlalu menekankan kepada anak agar memiliki rasa malu;
6. Terlalu menekankan pada keterampilan verbal tertentu;
7. Sering memberikan kritik yang bersifat destruktif.
1. Terlalu dini untuk mengeliminasi fantasi anak;
2. Membatasi rasa ingin tahu anak;
3. Terlalu menekankan peran berdasarkan perbedaan jenis kelamin (sexual roles);
4. Terlalu banyak melarang anak;
5. Terlalu menekankan kepada anak agar memiliki rasa malu;
6. Terlalu menekankan pada keterampilan verbal tertentu;
7. Sering memberikan kritik yang bersifat destruktif.
Maka menurut Torrance(1981), interaksi antara orang tua dengan anak
atau remaja yang dapat mendorong kreativitas bukanlah interaksi yang didasarkan
atas situasi stimulus respons, melainkan atas dasar hubungan kehidupan sejati
(a living relationship) dan saling tukar pengalaman(coexperiencing).
G. MASALAH YANG SERING TIMBUL PADA
ANAK KREATIF
Anak-anak
kreatif, meskipun mempunyai
ketrampilan atau kemampuan,kelebihan dibandingkan dengan
anak-anak pada umumnya, bukan berarti selalu lancar di dalam perkembangan psikologisnya. Disamping potensi kreatifnya
itu jika tidak mendapatkan penanganan secara baik justru seringkali menimbulkan
masalah pada dirinya. Berkenaan dengan ini. Dedi Supriadi (1994) mengemukakan
sejumlah masalah yang sering timbul atau dialami oleh anak-anak kreatif, yaitu
sebagai berikut.
1. Pilihan karier yang tidak
realistis
Anak-anak
kreatif sering kali cenderung memiliki pilihan karier yang tidak realistis,
kurang populer, dan tidak lazim. Merka juga memiliki banyak alternatif dalam
menentukan karier yang akan ditempuhnya dan bahkan cenderung berubah-ubah.
Kondisi psikologis seperti ini jika tidak mendapatkan bimbingan secara baik
dapat mengarahkan dirinya kepada pilihan karier yang kurang tepat. Akibatnya,
dapat menimbulkan frustasi jika pilihannya tidak disadari oleh pemahaman yang
cukup mengenai jenis karier yang akan dipilihnya.
2. Hubungan dengan guru dan
teman sebaya
Anak-anak
kreatif kadang-kadang mengalami hambatan. Mereka cenderung kritis, memiliki
pendapatnya sendiri, berani mengemukakan ketidaksetujuannya terhadap pemikiran
orang lain tidak mudah percaya, memiliki keinginan yang seringkali berbeda
dengan teman-teman pada umumnya, serta tidak begitu senang untuk melekatkan diri
kepada otoritas.
3. Perkembangan yang tidak
selaras
Jika
lingkungannya tidak dapat mengakomodasi keunggulan potensi kreatifnya itu,
dapat muncul masaalah dalam diri anak-anak kreatif. Masalah yang timbul disebut dengan istilah uneven development
(perkembangan yang tidak selaras) antara kematangan intelektual dengan
perkembangan aspek-aspek emosional dan sosialnya.
4. Tiadanya tokoh-tokoh ideal Anak-anak kreatif cenderung memiliki
tokoh-tokoh orang besar yang sangat diidealkan dalam hidupnya. Tokoh-tokoh
ideal bisa berada dekat di lingkungan sekitarnya, tetapi dapt juga berada di
tempat yang jauh dan sulit dijangkau. Jika tokoh idealnya berada di tempat yang
jauh dan sulit dijangku. Jika tokoh idealnya berada ditempat yang jauh,
anak-anak kreatif cenderung berusaha untuk dapat menjangkau melalui cara mereka
sendiri. Kelangkaan tokoh ideal karena kelangkaan informasi dapat mengakibatkan
anak-anak kreatif tersesat kepada pilihan tokoh ideal yang salah.
H. USAHA YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBANTU PERKEMBANGAN KREATIVITAS
DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN
Sebenarnya anak-anak kreatif
kedudukannya sama dengan anak-anak biasa lainnya. tetapi, karena potensi kreatifnya yang dimiliki tersebut itu, mereka
sangat memerlukan perhatian khusus
bahkan lebih disini bukan berarti mereka harus mendapatkan perhatian yang istimewa, tetapi harus mendapatkan bimbingan tambahan sesuai dengan potensi kreatifnya . kekurangan pendidikan selama ini dalam pratiknya dengan pengembangan
potensi kreatif anak, menurut Gowan (1981),adalah kurangnya perhatian terhadap
pengembangan fungsi belahan otak kanan.Oleh karena itu, sistem pendidikan
hendaknya memperhatikan kurikulum yang akan diolah menjadi materi yang dapat dikembalikan
kepada fungsi-fungsi pengembangan dari kedua belahan otak manusia tersebut . Sifat relasi bantuan untuk membimbing
anak-anak kreatif. Hanya saja, idealnya para guru dan pembimbing mengetahui
mekanisme proses kreatif dan manifestasi perilaku kreatif. , Torrance (1977)
menamakan relasi bantuan itu dengan istilah creative relationship
1. Pembimbing mendorong anak
untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa yang memiliki
karakteristik sebagai berikut.
2.Pembimbing memberikan karakteristik dan motifasi
untuk membantu pengembangan kreatifitas
3.Pembimbing berusaha menciptakan lingkungan yang bersahabat bebas dari ancaman dan suasana yang sling mendukung
4. Pembimbing lebih menekankan pada proses dari pada hasil sehingga pembimbing dituntut manpu memandang permasalanhan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya.
3.Pembimbing berusaha menciptakan lingkungan yang bersahabat bebas dari ancaman dan suasana yang sling mendukung
4. Pembimbing lebih menekankan pada proses dari pada hasil sehingga pembimbing dituntut manpu memandang permasalanhan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya.
5.
Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan
bukan ebaliknya mencari-cari kesalahan anak
6 .
Pembimbing berusaha menempatkan aspek berpikir dan perasaan secara seimbang. 7. anak sup aya anak terbiasa dan lebih
percaya diri dalam merealisasikan gagasan-gagasannya.
.Pembimbing
tidak merasakan atau memaksakan pendapat,pandang nilai-nuilai tertentu pada
anak
Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang
dapat digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak kreatif, yaitu :
1.Menjadi pendorong bagi anak untuk menginikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasanya.
2. Mengakui,menghargai gagasan-gagasan yg dismpekan oleh anak
3.Menciptakan rasa aman pada anak untuk mengembangkan kreatifitas,a
1.Menjadi pendorong bagi anak untuk menginikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasanya.
2. Mengakui,menghargai gagasan-gagasan yg dismpekan oleh anak
3.Menciptakan rasa aman pada anak untuk mengembangkan kreatifitas,a
4. Membantu anak memahami dalam berpikir dan
bersikap, dan bukan malah
menghukumnya;
5.Memberikan informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.
6.Memberikan peluang dan kesempatan yg sebesar-besar,a pada anak supaya anak dapat mengembangkan kreaifitas,gagasan,ide yang dimilikinya.
menghukumnya;
5.Memberikan informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.
6.Memberikan peluang dan kesempatan yg sebesar-besar,a pada anak supaya anak dapat mengembangkan kreaifitas,gagasan,ide yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1.Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk
mengembangkan kreatifitas-kreatifitas yang dapat disampaikan secara menyeluruh.
2.Kreatifitas
dapat memepengaruhi psikologis dan dapat melahirkan jiwa perkembangan pada
anak.
3.Keluarga
dapat memupuk dan memepengaruhi kretifitas anak antara lain:menghargai anak
sebagai pribadi,menaruk perhatian pada pengembangan bakat anak dan memeberika
contoh tingkah laku kreatif
4.beberapa
hal yang menghambat berkembangnya kreatifitas antara lain takut gagal bila akan
melakukan kreatifitas,rtarlalu mengutamakan tata tertib dan tradisi,gagal
melihat kekuatan yg dimiliki,a dan berfikir terlalu pasti
5.Ada
beberapa faktor yg mempengaruhi kreatifitas anak:faktor genetik,lingkungan
keluarga,tidak mengalami mtekanan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. 2008.PSIKOLOGI
REMAJA: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayah,Nur
Mawardir.2000.ilmu perkembangan peserta didik.pustaka media:jakarta
http://blog.uin-malang.ac.id/gudang
makalah/2011/07/16/Pengertian dan tujuan perkembangan kreatifitas anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar